Blognya Gumi!

NgeBloglah sebelum Ngeblog dilarang...

Tuesday, August 12, 2008

Bila terjadi kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja...

Tadi pagi, tanpa sengaja, gw melihat seorang ayah yang sedang marah.
Anak gadisnya, (mungkin yang paling disayang juga), yang baru berusia 15 tahun -baru 1 SMA- ternyata telah hamil diluar nikah.

gw bisa memahami kemarahannya.

Mungkin, dunia seakan berakhir, dan sebagai ayah, ia tidak tahu -atau bingung- bagaimana harus bersikap. Yang pertama dihadapi adalah: rasa malu. Malu, mendapat aib. Kedua, rasa MARAH. Marah karena merasa dikhianati, dikecewakan dan diruntuhkan harapannya. dan yang terakhir adalah bingung.

Sudah 16 minggu kehamilannya, dan baru 15 tahun usia sang ibu.

Apa yang harus dilakukan?

Bagi Bunga (sebut aja gitu yah? heheheh kenapa ya kalo ada nama-nama yang mesti disamarkan, make nama Bunga? hahah kasian amat 'Yang Bener-Bener Bunga')
bertobat, itu sudah pasti harus.
Bertobat-nya mungkin dengan cara menerima kehamilannya. Bagaimanapun ini adalah konsekuensinya. Anak yang dikandung, jelas tidak berdosa, dan ia tidak bisa memilih dari rahim mana ia akan dilahirkan.
Cara menerimanya? Rajin memeriksakan kandungan, melakukan yang terbaik untuk bayi-nya, dan menyiapkan mental akan melahirkan-dan menjadi ibu.
Di Indonesia, saat hamil, setau gw, tidak ada sekolah yang mau menerima siswa hamil. Padahal kan ini bentuk hak asasi juga, mendapatkan pendidikan.
Jadi, kalaupun terpaksa harus cuti sekolah, ya diterima saja. Tapi inget, tahun depan HARUS mengejar ketinggalan.
Kalau mempunyai pemikiran: aborsi. Ingat! Hanya Aborsi atas indikasi kesehatan saja yang dibenarkan.

Bagi Ayah-Ibu
Sekecewa-kecewanya orangtua, tapi pasti sebagai orangtua akhirnya TETAP MAU MENERIMA. Marah di saat awal, itu wajar. Remaja yang hamil pun, tidak dimarahi, pasti jelas akan ketakutan dan merasa bersalah. Orangtua sebaiknya tetap mendampingi. Tidak perlu juga menyalahkan semuanya kepada anak. Orangtua perlu mengintropeksi dirinya, apa yang telah lalai selama ini. Mungkin komunikasi di antara Orangtua dan Anak tidak berjalan dengan lancar, tidak saling terbuka.
Bagaimana sikap terhadap yang menghamili?
Bila memang memungkinkan untuk dinikahkan, mangga.
Bila ternyata kehamilannya disebabkan oleh pemerkosaan, dibawah ancaman, atau dengan kekerasan, saran gw, silahkan dilaporkan. Memang, traumatis yang dtimbulkan tidak akan pernah terbayar. Tapi, kita setidaknya sudah melakukan sesuatu.
Orangtua juga perlu bekerja sama dengan sahabat anak, orang yang dituakan, guru agama dan tenaga kesehatan yang dapat dipercaya untuk memulihkan psikologis anak remaja.

Bagi Kita
Apa yang bisa kita pelajari dari kasus ini?
Menurut gw, sebaiknya sejak anak-anak, anak diberikan pendidikan mengenai seks. (OH COBALAH BACA KARYA TULIS ILMIAH GW, hehehhe)
pendidikan seks pada anak disini, bukan berarti menerangkan bagaimana cara berhubungan seks, tetapi lebih pada ke SIKAP dan PERILAkU terhadap seks.
Tujuan akhir dari pendidikan seks ini adalah: Agar anak dapat menghargai dan menghormati tubuh mereka sendiri, bahwa tubuh mereka adalah beharga dan harus dijaga.
anak-anak harus tahu, bahwa kelak mereka akan menjadi remaja dan tumbuh dewasa. Mengenai pendidikan seks ini, gw janji, pada postingan gw selanjutnya, akan gw posting. Pendidikan seks pada anak usia awal (2-5) dan akhir (6-12)... tungguin aja yah.


Hm,,,
mungkin gw sotoy alias sok tahu.
tapi, gw hanya mencoba untuk berbagi saja.
Kalau ada ide/saran... let me know ya...

9 comments:

Juminten said...

Baik lah mbak, akan ditunggu pelajaran (postingan) selanjutnya. huehuehue... :P

wah, iya tu...
dulu kalo ga salah ada gosip2 temenku hamil menjelang ujian akhir.
tp demi "keselamatan" pendidikannya, guru2 pun mau menutupi.
soalnya takut ntar dia ga bisa lulus ujian akhir gara2 hamil. :(
untung aja hamilnya msh belum gede.

Anonymous said...

bingung mau komen apaan. tapi toh tetep aja manusia. sing penting anake sehat walafiat urusan dosa mah bukan urusan kitah :D begetoo menurut saiah.

Huffff repot n kasian juga euy

Anonymous said...

wew....pendidikan seks usia dini??
saya sie sangat setuju...tapi sayangnya masyarakat kita menganggap urusan seks adalah hal yang tabu utk dibicarakan...akibatnya bnyk remaja kita yang akhirnya mencari tau sendiri dgn cara yg salah..contohnya ya itu td....sangat disayangkan bhw ternyata para orangtua tidak mau disalahkan ketika anaknya melakukan tindakan asusila, mereka hanya menganggap bhw itu adalah kesalahan si anak yg tidak mau mendengar nasihat orangtua.... yah pemikiran yg bagus hanya saja mungkin masyarakat kita belum siap menerimanya.....

Mas Hery said...

iya tuh,kasian kalo ga sampe ga boleh sekolah gara2 hamil,minimal kalo memang mau kasih pelajaran biar jadi ditiru yang lain,ya masih diadain sekolah, biarpun misalnya skolah khusus,jadi ada kelas untuk mereka yang jadi korban lelaku...ups bahasanya serem...

Anonymous said...

mau komen apa, ya?
saya juga gak nyangka orang kayak mbak Angga bisa posting ginian *eh, ini konotasinya positif lho, mbak :D*

Saya gak mau banyak kasih pendapat, karena hampir semua isi kepala saya udah terwakili di sini, cuman pengen duduk di depan kompie aja nungguin postingan kelanjutannya *nyeruput kopi.. tsssaaahhh*

temon said...

hem... iya bener tuh mungkin mindset or-tunya jg harus dibenerin dulu ya atau mungkin mindset masyarakat malah he..he..

sex-edutainment kali bagus ya pendekatan belajar sambil bermain he..he..he.. :D *meringis iblis*

Gumi Angga said...

sowri baru bales...

mbak jumiwjumiww...
wahhh serbasalah yah pak - ibu guru itu,,, tapi salut banget lah aku sama mereka,,,

bay bay bay...
ah kamu nik baik banget,,, mau mendoakan. Gw ajah gak kepikiran, gtu lo...

bener bang yogie. Eh tante mau maen ke blogmu dong...

mas tukang ngedit,,
ya kalo bikin kelas khusus juga ya repot yahhh, tapi boleh juga tuh buat bahan korupsi hahahahah... masalahnya kalo dibolehin, nanti kalo ternyata ada siswa yang gak hamil-gak nikah juga pengen bikin kelas khusus kumpul kebo gmana? terus nanti ada kelas gay, kelas lesbian juga gmana?
bukankah semua itu juga hak asasi manusia? hahahahah...

mbak nieke said:
saya juga gak nyangka orang kayak mbak Angga bisa posting ginian *eh, ini konotasinya positif lho, mbak :D*

...abisnyaaa....
yang maen kesini cuma mbak jumiwjumiw doang, huhuhuhuhhhu... jadi gak tau dehhhhh, kalo aku ini sebenernya jeniusnya dibawah stephen hawking... hahahahah
(maksudnye,,, dibawah bawah banget-dianya dilangit hahahahahah)

Lafrania said...

jadi inget film juno.
disitu keluarganya nerima banget.
ga ada marah2an. malah bantu membantu memberi yg terbaik buat si bayi.

Gumi Angga said...

film juno tuh apa ceu?