Blognya Gumi!

NgeBloglah sebelum Ngeblog dilarang...

Friday, July 20, 2018

Seminggu Pertama Masuk SD!




Ayla masuk SD tahun ini dan benar-benar merubah kebiasaan kami. Tentunya dimulai dengan harus bangun pagi dan mandi yang lebih pagi. Kalau Ayla dulu ke TKnya tinggal ngesot aja,  maka kalau ke SD-nya sekarang harus naik motor. Perjalanan ke Sekolah HARUS MELEWATI 12 polisi tidur di Komplek  dan 34 polisi tidur di gang menuju Sekolah.

Eh serius loh, Gumi udah ngitung!

Jadi ancaman Gumi ke Ayla-nya adalah: Kalau telat bangun, nanti Ayla naik Go*ek aja :D ... dan setiap hari jadinya sudah berada di Sekolah  jam 6.15. Gumi nungguin Ayla sampai jam 6.45 dan habis itu langsung bergabung bersama kemacetan sepanjang jalan Pitara demi bisa finger print sebelum jam 7.30 di kantor.

Sungguh Perjuangan Luar Biasa!

Dan perubahannya selain Gumi gak jadi Mamak Roker  (Rombongan Kereta) lagi, Gumi bikin bekel. Tentu saja yang penting gampang buatnya. Bekelnya bisa berupa bekal penuh kehangatan (makanan masak kemarin yang diangetin lagi), makanan instant (mie goreng indomie dll), makanan perfrozen-nan (macam nugget, kaki naga, french fries, dll) sampai makanan buatan Mamah (neneknya Ayla). Yang penting anaknya gak jajan. Kalau Gumi mah tinggal jajan aja nanti di kantor wkwk. Bulan depan nih (iya kalo dah gajian) Bekal Abee juga akan Gumi buatin deh. Doain aja ya agar Gumi gak moody-an tetap istiqomah. Nah ini contoh bekalnya Ayla:






Buat bekal anak, sumber idenya mah banyak banget ya moms, bisa kita lihat dari mulai buku, pinterest, instagram, facebook atau status whatsapp Mamah-Mamah lainnya. Ah dari daftar menu ketring sekolah juga hihihi. Oya boleh sharing dong moms bekal sehat untuk anaknya apa saja...

Oh ya,
Alhamdulillah ada surat edaran dari Bapak Walikota tentang Hari Pertama Masuk Sekolah yang menghimbau agar warga mengantar anak ke sekolah pada hari pertama masuk sekolah. Bapak Walikota juga memberikan waktu kepada ASN di Kota Depok untuk mengantar putra/putrinya ke Sekolah sampai dengan pukul 11.00 WIB. Abee juga dapet surat edaran dari Menterinya, bisa mengantar s.d pukul 12.00 WIB. Tentunya Gumi dan Abee memanfaatkan kesempatan itu dong untuk mengantar Ayla dan tak lupa juga untuk wefie :P (ini paling penting banget deh wkwkw)




Gumi terlihat hamil. Ih padahal nggak loh, yang biru garis-garis itu tas!

Ternyata,
Ayla diajar oleh 2 guru, Ustadz Wisnu dan Ustadzah Puji. Sepulang hari pertama, dibentuklah group whatsapp kelas oleh Ustadzah. Gumi degdegan. Harus jaga image. Maluuuu dan takut malu-maluin rasanya. Berikut ini nih foto guru-guru kelas satu yang seru...




Foto ini  milik Ustadzah Puji. Diambil dari status whatsappnya, diskrinsyut dengan kekuatan hape jadul cekrek-cekrek. Gumi sudah minta izin. Oh ya... Ustadzah Puji yang paling kiri bawah nah kalau Ustadz Wisnu yang paling kanan atas. Iya yang Damkar ituh!


Di akhir minggu pertama, dibagikan jadwal pelajaran. Gumi yang deg-degan. Perjuangan panjang dimulai. Padahal mah biasa aja kali ya jangan lebay. Harapannya mudah-mudahan Ayla dapat mengikuti pelajaran dengan baik dan bisa menjalani masa sekolahnya dengan sehat dan bahagia. Aamiin.

Sekian dulu postingan Gumi. Terima kasih sudah membacanya. Seperti kata-kata di instagram, pembaca yang baik pasti meninggalkan komentar. Ih pengen banget dikomentarin yaaaa ahahahahah.










Wednesday, July 11, 2018

Ayla masuk SD!

Tahun 2018 ini Ayla akan masuk SD dan Ammar masuk TK. Gak nyangka cepet banget karena perasaan baru kemarin ngelahirinnya :D

Gumi bertanya ke khalayak ramai, ibu-ibu sejagad dunia maya apa aja sih persiapan masuk SD itu? karena emang Gumi belum melakukan persiapan apa-apa. Alhamdulillah banyak yang kasih masukan dan dapat Gumi simpulkan menjadi 2 persiapan.

Yang pertama adalah persiapan peralatan sekolah. Karena buku pelajaran dan seragam sudah disediakan sekolah, maka tinggal sepatu dan ATK saja yang dibeli. Berdasarkan hasil komentar ibu-ibu yang paling kuingat adalah: beli pensil dan penghapus yang banyak :D karena dua benda itu bisa hilang berulang kali hehe... Di Depok ada toko buku Sederhana yang menjual peralatan sekolah dengan harga yang murah, Alhamdulillah.

Ini foto Ayla sedang mencoba seragam SD-nya.


Yang kedua adalah persiapan yang paling penting: fisik juga psikis. Karena Ayla bersekolah di SDIT dimana bulan November tahun 2017 sudah dibuka pendaftarannya dan bulan Februari 2018 test masuknya maka dari bulan November itu mulai diceritakan apa saja yang akan ia alami ketika mulai jadi anak SD. Tentunya cerita yang menyenangkan dulu dong, misalnya temannya jauh lebih banyak dari temen di TK. Ayla juga harus bangun pagi dan pukul setengah tujuh sudah ada di Sekolah karena nanti Gumi yang mengantar sembari berangkat kerja.

Selanjutnya Gumi dapat saran dari kak Gita Lovusa untuk diceritakan bagaimana belajar di SD itu,  berapa temannya dalam sekelas, kalau ada yang mengganggu Ayla apa yang harus dilakukan, Bagaimana cara berteman yang baik, Gumi juga mengajarkan cara menjaga diri dan diberi contoh kasus pelecehan seksual (amit-amit!) misalnya jangan ke kamar mandi sendirian (minta ditemani teman perempuannya) dll. Ayla juga harus hafal identitas diri dan orangtuanya, alamat dan nomor handphonenya. Ayla juga gak boleh pulang sekolah dengan orang asing. Aduh nampak lebay yaaaa... yah namanya juga tindakan preventif emak-emak :D

Soal uang jajan mungkin Gumi akan memberikan uang harian. Ayla mulai belajar cara mengatur keuangan sejak dini, jangan sampai keteteran kayak Gumi nantinya:D. Karena Ayla membawa bekal, 5 ribu perhari cukup lah ya... dengan catatan uangnya harus ada yang ditabung dan dishodaqohkan :) 

Sekian dulu ya cerita tentang Ayla masuk SD. Terima kasih sudah membacanya...


















Monday, September 18, 2017

Alhamdulillah, bisa ngeblog lagi!

Setelah 4,5 tahun (entah berapa purnama tuh) akhirnya Saya inget password blog saya :D setelah suami bertanya email dan password buat masuk blog saya untuk bahan ajarnya,


Jadi kayaknya sih banyak new comer yang masih unyu-unyu nih masuk sini. Dadah-dadah dulu sama adik-adik deh :D

Jadi selama 4,5 tahun itu anak saya nambah satu. Ammar lahir 6 Maret 2014.
Lalu saya sudah pindah dari Bandung ke Depok. Alhamdulillah gak LDRran lagi.

Sekian dulu yaaa :)

Friday, February 01, 2013

Dana Pendidikan Anak

Ayla, anak kami baru berusia 17 bulan. Artinya, paling sedikit 3 tahun lagi dia akan sekolah TK. 3 tahun itu masih lama ya... tapi kalau membayangkan 3 tahun itu kami dalam kondisi masih mencicil rumah dan mobil, sepertinya masalah dana pendidikannya juga harus dipikirkan dari sekarang. Belum lagi kalau nantinya Ayla punya adik, gimana dong ...

Ah belum kejadian aja udah paranoid. Enggak, ini bukan parno tapi ini perencanaan. Niatnya ingin menyekolahkan Ayla di sekolah yang baik dan tentunya harus dibarengi dengan ikhtiar yang baik serta berdoa selalu agar dimudahkan. Teringat akan ucapan seorang teman yang bilang “Pendidikan adalah investasi paling minim dengan hasil paling maksimal” juga ucapan seorang financial planner yang bilang “Jangan sampai penghasilan orangtua menjadi penghalang bagi cita-cita anak”. Dalem yah?

Dulu, saya sempat bersekolah di SD Negeri dan di SD Swasta. Dari kelas 1 sampai kelas 3 di SD Negeri baru kelas 4 pindah ke SD Swasta. Terasa benar perbedaannya. Dari pengalaman itu saya mendapatkan kesimpulan bahwa di lingkungan sekolah yang baik, anak dapat tumbuh berkembang dengan baik dan bisa melanjutkan ke sekolah yang baik juga. Jadi inget waktu SMP kok berasa cuma pindah kelas saja karena teman-temannya ya itu-itu aja.


 Suatu hari setelah membaca bukunya Ligwina Hananto dan melihat kenyataan bahwa dana pendidikan itu setiap tahunnya terinflasi sebanyak 15-20%, saya kaget. Misal uang pangkal 5 juta tahun 2013 ini, di tahun 2017 saat Ayla mau masuk SD UP-nya akan menjadi 8,75 sampai 10 juta. Itu baru uang pangkalnya aja. SPP dan lain-lainnya? Kalau melihat gaji kan palingan naik setahunnya Cuma 10%. Tenaaaang kan ada gaji ke-13? Iya mudah-mudahan ada terus yaa... Iseng-iseng saya bikin status di facebook, bagaimana cara Anda menyiapkan dana pendidikan anak? Dengan menabung, investasi atau Anda tidak begitu memikirkan, semengalirnya saja. Jawaban teman-teman bisa dilihat disini:

Lalu, saya juga menanyakan soal berapa sih Uang Pangkal dan biaya sekolah anak SD? Jawabannya bisa dilihat disini:


 Kalau melihat jawaban teman-teman yang sudah berpengalaman menyekolahkan anaknya di SD, kaget! Iyaaaa, kalau di SD negeri mah gratis uang pangkal, tidak ada SPP. Tapi kalau ada Orangtua yang ingin menyekolahkan anaknya di SD Swasta, gak apa-apa kan? Suami saya pun pinginnya Ayla bersekolah di SD Negeri saja. SD Negeri juga banyak yang berkualitas. Tapi tidak ada salahnya juga kan mempersiapkan dana pendidikan untuk ke sekolah swasta? Kalaupun Ayla masuk SD Negeri, nanti dananya bisa dialihkan untuk tujuan finansial yang lain, bisa juga untuk dana sekolah SMP-SMA dan kuliahnya. Syukur-syukur kalau masuk SD Negeri, SMP dan SMA Negeri unggulan dan masuk universitas negeri. Syukur-syukur bisa dapat beasiswa. Tapi kita sebagai orangtua harus tetap berkewajiban menyekolahkan, menyiapkan dananya  Saya googling tentang mempersiapkan dana pendidikan anak dan menemukan blog ini.


 Jadi setelah baca-baca, langkah yang saya dan suami harus kami lakukan adalah: 1. Memilih sekolah mana yang cocok untuk Ayla. Walaupun Ayla-nya sendiri sekolahnya masih lama tapi setidaknya kami sudah punya bayangan. 2. Mengetahui berapa kisaran uang pangkalnya dan biaya lainnya. Ini maksudnya biar tahu berapa pengeluaran rutin per-bulan dan belum lagi biaya tidak terduga lainnya. 3. Mempersiapkan biayanya. Pertama, setelah mendapatkan kisaran dana pendidikan SD selama 6 tahun kita pikirkan biayanya apakah dengan menabung (kata ligwina: menabung saja tidak cukup!), investasi atau lainnya. Setelah terkumpul biaya sekolah SD, mulai memikirkan biaya SMP, SMA dan seterusnya.



 Hmm... jadi teringat dengan kakak ipar yang bilang dana pendidikan anak pertamanya sudah tercapai, tinggal adiknya. Ayo semangat semangat! Kita persiapkan dana pendidikan anak kita yuk!

Thursday, January 10, 2013

RESOLUSI 2013

RESOLUSI 2013


Resolusi. Ah kayaknya hampir tiap tahun ya bikin resolusi hehe. Jadi inget deh zaman tahun 2008 sampai 2010 resolusi gw adalah: menikah. Alhamdulillah 2 Okt 2010 kesampaian hehe... jadi inget juga tahun 2009 bikin apa tuh namanya, zaman dulu blogger suka dapet PR, dan nge PR-rin lagi ke blogger lainnya. Seru...

Nah di akhir tahun 2008 itu gw bikin PR: 9 resolusi di 2009 dan ngePRrin lagi ke 9 blogger lainnya... dari sini gw kenal blogger seperti Adit (Praditya Kusworo), Essy bersaudara (Nila dan Nieke), mang Ojat, mang Temon dll... 2011 resolusinya adalah punya anak dan Alhamdulillah diijabah doanya.

2012 resolusinya malah gak bikin. Eh bikin deng, yaitu: gak punya utang. Yah tentu aja gak kesampaian ahahahah...

2013 ini resolusi gw yaitu: sekota dengan suami. Titik. Kita punya prinsip, sebelum anak sekolah itu harus sekota dan mulai nyicil rumah. Wallahualam deh duit untuk DP rumah hehe. Tapi dimana ada niat baik pasti ada jalan. Insya Allah. Sampai saat ini kemajuannya adalah gw sudah dapet acc Kepala Dinas. Tinggal Walikota dan Gubernur. Mohon doanya yaaaa...

Kalau kamu, resolusinya apa?

Saturday, June 23, 2012

Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah





KAU, AKU DAN SEPUCUK ANGPAU MERAH
Oleh Tere Liye


GM 401 01 12 00 55 PT Gramedia Pustaka Utama, Januari 2012
512 halaman, Rp. 72.000,-


Libur telah tiba! Bagi kalian yang gemar membaca, Novel karya Tere Liye selanjutnya saya singkat menjadi KAdSAM ini layak masuk dalam daftar baca. Dijamin gak nyesel,deh!

Ini adalah kisah Borno, pemuda asal tepi Kapuas berusia 22 tahun. Borno yang sudah yatim sejak usia 12 tahun hanya tinggal berdua dengan Saijah, ibunya. Bapaknya adalah nelayan tangguh yang menjadi tulang punggung keluarga terjatuh dari perahu saat melaut dan tersengat ubur-ubur hingga membuat kejang seketika dan sebelum tubuhnya benar-benar berhenti Bapak menyetujui untuk mendonorkan jantungnya pada pasien gagal jantung yang sudah berminggu-minggu mencari donor. Mengharukan.

Borno tumbuh menjadi pemuda sederhana, baik hati dan nasibnya yang hanya lulusan SMA membuatnya sangat sulit untuk mencari pekerjaan. Mulai dari kerja di pabrik karet, gagal kerja di pabrik sarang burung walet, jadi pemeriksa karcis, jadi petugas SPBU hingga pekerjaan ‘remeh’ macam perbaiki genteng atau mencari kucing hilang pun sudah pernah ia lakoni. Berganti-ganti profesi hingga akhirnya ia menjadi pengemudi sepit walau harus melanggar wasihat Bapak : Jangan jadi pengemudi sepit, seperti Bapak dulu.

Kalian tahu sepit? Ya, plesetan dari speed. Perahu kecil yang panjangnya 5 meter dan lebar 1 meter dengan tempat duduk melintang dan bermesin tempel. Walau hati Borno galau karena telah melanggar wasiat, ia teringat petuah Pak Tua, kawan karib almarhum ayahnya itu, “Bahkan penjaga kakus juga pekerjaan yang mulia Borno, sepanjang kau lakukan dengan tulus.”

Novel ini juga mengisahkan tentang si sendu menawan yang dilihat Borno pertama kali saat mengemudi sepit. Gadis berwajah sendu seperti artis negeri jiran dengan rambutnya yang tergerai panjang, berbaju kurung kuning dan membawa payung tradisional bewarna merah. Siapakah ia? Asal muasal cerita adalah saat Borno menemukan angpau merah tercecer di sepitnya. Ia menebak pastilah punya si sendu menawan. Borno berusaha mengembalikannya, seminggu penuh menghafal aktivitas berangkat pagi gadis itu dan ternyata saat Borno melihatnya gadis itu sedang membagi amplop merah yang sama kepada anak-anak SD. Angpau yang biasa saja, pikir Borno. Apalagi si sendu menoleh dan berkata: “Abang mau terima angpau juga?” Ternyata tepat seminggu setelahnya si sendu menawan tepat naik sepit Borno.Namun sayang mereka tidak sempat mengobrol, malah Borno yang curi-curi dengar percakapan gadis itu dengan penumpang lain.Ternyata gadis itu seorang guru di sebuah yayasan. Kebetulan yang menyenangkan karena di hari yang sama, ia bertemu lagi siangnya saat mengantar rombongan turis ke Istana Kadariyah. Gadis itu sedang mengantar pejabat yayasan dari Jakarta yang sedang berkunjung. Setelah berbasa-basi sebentar gadis itu mengajukan pertanyaan yang membuat Borno gugup. “ Seberapa sulit mengemudikan sepit, Abang? ‘’ “ Abang mau mengajari ?” Prikitiw. 

Dua jam mengajari sepit, Bormo malah lupa bertanya nama gadis itu. Dan saat bertemu lagi dengan sebelumnya berbasa-basi menceritakan lelucon soal nama orang yang merujuk nama bulan, si sendu menjawab: "Namaku Mei, Abang. Meskipun itu nama bulan, kuharap Bang Borno tidak menertawakannya” Mei  bertambah dekat dengan Borno. Tetapi saat getar-getar cinta itu terasa, Mei malah berniat pulang ke Surabaya dan tidak tahu kapan akan kembali ke Pontianak.

Disaat yang sama itu, Pak Tua sakit dan Borno yang mengurusnya. Waktu berlalu, Mei tidak memberi kabar. Namun secercah harapan datang. Pak Tua akan melanjutkan terapi ke Surabaya.

Bisakah Borno menemukan Mei? Apakah Angpau yang ditemukan Borno itu hanya angpau biasa?

Ah pokoknya seru!

Novel KAdSAM ini sangat enak dibaca. Kata-kata yang di gunakan sangat mengalir. Penokohannya pun kuat. Kita seperti sedang ada didekat Borno. Kita bisa ikut merasakan kehidupan masyarakat tepi sungai Kapuas dan ikut merasakan serunya naik sepit. ‘Arwah penasaran‘ akan jalan cerita Borno dan Mei dijaga dengan baik dan kita tidak dibuat bosan karena banyak cerita lucu sepanjang novel ini. Tengoklah bagaimana Bang Togar sebagai ketua PPSKT ( Paguyuban Pengemudi Sepit Kapuas Tercinta) memelonco Borno sebagai calon pengemudi sepit. Lalu, cerita Borno diboikot orang sekampung karena menjadi petugas pemeriksa karcis kapal Feri (Ya, Feri dianggap ‘merampas’ lahan mata pencaharian pengemudi sepit), serunya lomba sepit juga kisah Bang Togar sendiri yang menurut saya dramatis.

Saya juga senang membaca tentang rasa kekeluargaan dalam novel ini dari tokoh Koh Acong, Cik Tulani, Jauhari dan Jupri sesama pengemudi sepit, Andi dan Daeng, bapaknya (yang turut mengubah nasib Borno selanjutnya) dan juga yang favorit pisan lah, petuah-petuah dari Pak Tua. Selain itu, pemilihan kata-katanya itu indah. Saat Borno rindu, saya pun seakan ikut merasakan rindunya. Seperti contoh ini. “Mei, apa yang kau lakukan ribuan kilometer disana? lihatlah aku sedang berusaha tidur, memperhatikan seekor cicak yang dari tadi merangkak-rangkak mengincar nyamuk di dekatnya.” “Mei, enam bulan sudah aku tidak tau kabarmu. Sedang apa kau sekarang? Sibuk? Tidur? Aku sedang mendengar suara penjual bakso keiling di gang sempit di tepian kapuas.” Hiks hiks. Inget suami yang beda kota. Upps #curcol  Haduuh, gatel pengen kasih tahu akhir ceritanya. Tapi pasti kalian nanti jadinya gak beli novelnya. Setelah membaca, hati saya menjadi lega dan senang walaupun disepertiga akhir cerita, masuklah tokoh dr gigi Sarah yang membuat galau tetapi berakhir manis.


XXXXXXX


Tentang pengarangnya? Tere Liye adalah nama pena dari Bang Darwis. Kalian punya profilnya? Sudah dicari tapi saya belum menemukannya. Tere Liye ini sangat produktif menulis novel dan ada fanspagenya di Facebook: Darwis Tere Liye. Hampir semua bukunya sudah saya baca dan menurut pribadi saya sih, karyanya sangat baik. Kritik untuk Novel ini? Gak ada. Beneran deh, saya sudah berusaha mikir keras gak ada. Kurang tebal? Ah cukup. Klise? Ah nggak. Cocoklah dengan selera saya: klasik romantis. Sedaap....

Dan Apakah Borno bertemu Mei? Mengapa Ayah Mei galak sekali dan mengancam Borno untuk tidak menemui Mei lagi? Akankah Borno tetap menjadi pengemudi sepit? Apakah angpau merah itu hanya angpau biasa? Selamat mencari jawabannya ya. Jangan terburu-buru membacanya, nikmati saja.

Bagi galauers ada petuah bagus untuk Borno juga untuk kalian. “Borno, cinta hanyalah segumpal perasaan dalam hati. Sama halnya dengan gumpal perasaan senang, gembira, sedih, sama dengan kau suka makan gulai kepala ikan, suka mesin. Bedanya, kita selama ini terbiasa mengistimewakan gumpal perasaan yang disebut cinta. Kita beri dia porsi lebih penting, kita besarkan, terus menggumpal membesar. Coba saja kaucueki, kaulupakan, maka gumpal cinta itu juga dengan cepat layu seperti kau bosan makan gulai kepala ikan.” Jadi, masalah cinta janganlah terlalu dipusingkan dan jangan dipaksakan. Juga petuah lainnya, Ah cinta selalu saja misterius. Jangan diburu-buru atau kau akan merusak jalan ceritanya, sendiri! Sepakat deh, Pak Tua.

XXXXXXXX

Harapan saya, Novel ini akan menyusul untuk dibuat menjadi fim seperti Novel Tere Liye: Hafalan Sholat Delisa yang sudah tayang dan Bidadari-Bidadari Cinta yang katanya akan tayang Desember 2012. Selamat berburu KAdSAM ya!

Monday, March 19, 2012

Alhamdulillah ngeblog lagi!

Setahun setengah aku lupa imel dan password masuk blog ini. Tadi setelah nyoba-nyoba, Alhamdulillah bisa. Ini ngetes posting dari hape. Banyaaak banget yang mau aku ceritakan...