Blognya Gumi!

NgeBloglah sebelum Ngeblog dilarang...

Sunday, April 26, 2009

BLIND EYE "dokter pencabut nyawa"



terbitan Dastan Books, cetakan ke-4 September 2008
by james B Stewart
Winner of The Putlizer Prize
diterjemahkan oleh Elka Ferani

Susah untuk mereview novel non-fiction ini, selain takut jadinya jelek-setelah direview, yah emang susah, hehehe.

Yasud, gw mau nanya dulu:
Pernahkah Anda pergi ke dokter? Percayakah Anda dengan dokter Anda?

Setelah membaca review-an gw ini, ato setelah membaca Blind Eye-nya sendiri, mohon menanggapi dengan bijak, bahwa yang kita baca ini adalah kisahnya Michael Swango, sebagai pembunuh berantai yang bertanggung jawab atas 60 pembunuhan. Swango sesungguhnya adalah psikopat sejak lahir, dan kebetulan aja dia dokter.



michael swango

Swango kecil, hidupnya dibawah tekanan sang ayah, yang pensiunan yentara, yang disiplin abis dan dia hidup di bawah kasih sayang ibu yang berlebihan.

Swango tampan dan cerdas serta pandai berbicara sehingga dia mudah memikat perhatian orang. Sedari kecil, hobinya mengkoleksi (kliping) berita tentang kecelakaan yang parah atau berita tentang kematian yang tragis. Swango juga terobsesi dengan militerisme.

Setelah kuliah kedokteran, beberapa rekannya sudah merasa aneh bin janggal dengan sikapnya. Swango hampir saja tidak lulus sebagai dokter karena dia melalaikan magangnya di bagian obgyn. Tapi, karena dia pandai berdalih dan mengiba, ia bisa lulus.

Dan ketika ia sudah menjadi dokter... ketika ia sedang bertugas, terjadi beberapa kematian mendadak. Swango pernah belajar dan bertugas di:
Southern Illinois University
Ohio State University
Newport news, Virginia
Sioux Falls, South Dakota
State University of New York-Stony Brook, Long island

Dan setelah rumah sakit-rumah sakit di Amerika menolak lamarannya, Swango mencoba melamar ke Zimbabwe!

Puluhan pasien meninggal ketika Swango bertugas.

Setelah Rumah Sakit di Zimbabwe mendengar Swango adalah buronan di Amerika, Swango bermaksud melamar ke Arab Saudi. Untunglah, proses penerimaan dokter asing di daerah Arab ketat dan mengharuskan ia melengkapi syarat tertentu. Jadi ketika Swango hendak melengkapinya ke Amerika, dia berhasil ditangkap di bandara.

Kisahnya sebagai dokter pun terhenti.
Ketika polisi menggeledah apartemen Swango di Quincy, Illinois, Oktober 1984 mereka menemukan laboraturium racun yang sederhana. disana ditemukan buku bersampul tengkorak, botol-botol racun, jarum, resep-resep meliputi formula racun, racun makanan, sianida jenuh, dan asam fluoroacetic.

Swango memberikan suntikan racun pada pasien dan meracuni makanan dengan arsenik kepada teman kerja, ibu kos, pasien dan bahkan pacarnya!!!

Swango disinyalir antisosial, narsistik, dan memiliki rasa menguasai (sense of entitlement). ekspresi terakhir seorang narsistik adalah kendali atas kehidupan dan kematian (hal 468)

Pembunuh yang menyaingi Swango, seorang pembantu perawat berusia 35 tahun di drake memorial hospital, yang bernama Donald Harvey dalam sebuah wawancara pernah mengungkapkan karakteristik yang ditemui dalam kepribadian narsistik psikopatik (hal 479)

"Mengapa Anda membunuh?"
"Well, orang-orang mengendalikanku selama 19 tahun, lalu aku mengendalikan nasibku sendiri. Aku mengendalikan hidup orang lain, apakah mereka hidup atau mati. Aku punya kekuatan untuk mengendalikan itu."
"Apa hak Anda untuk memutuskan itu?"
"Setelah aku tidak tertangkap selama lima belas tahun pertama, kupikir itu hakku. Aku mengangkat diriku sendiri sebagai hakim, jaksa penuntut umum, dan juri. jadi aku berperan sebagai Tuhan."
Lalu ia juga berkata:
"Aku merasakan perasaan berkuasa. Aku mampu mengambil alih seseorang dari kekuasaan para dokter. Aku punya banyak pengetahuan umum. Bahwa ahli patologi tidak bisa menangkapku, itu membuatku merasa cerdas, plus untuk menunjukkan bahwa dokter mudah melakukan kesalahan."

WAW!!!!
Jadi kesimpulannya: novel non fiksi ini wajib baca. Sebuah maha karya yang menggemparkan. Tidak mudah untuk membuatnya. Perlu mengadakan riset, wawancara, pengumpulan barang bukti yang sangaaat sangat menguras waktu, tenaga, dan biaya. Jadi bener banget deh kalo novel ini memenangkan Edgar Allan Poe Award, penghargaan tertinggi di dunia sastra.